![Terbaru, Investasi Capai Rp 219,7 Triliun di Kuartal I, Serap 311.793 Tenaga Kerja](https://asset.kompas.com/crops/umv4wr4wdUpeOIvt1wrXY8GWL60=/0x0:0x0/780x390/data/photo/2020/04/22/5ea02045d9709.jpg)
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan, realisasi investasi pada kuartal I 2021 hingga Rp 219,7 triliun dari target investasi sebesar Rp 900 triliun.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan, realisasi tersebut tumbuh 2,3 persen secara kuartalan (quarter to quarter/QtoQ) dan 4,3 persen secara tahunan (year on year/yoy), dan mampu menyerap tenaga kerja sebesar 311.793 orang.
"Sebenarnya (target) dari Bappenas itu Rp 856 triliun, akan tetapi Pak Presiden memerintahkan kepada kami dan seluruh jajaran BKPM untuk target investasi Rp 900 triliun. Ini bukan pekerjaan yang gampang, di era pandemi," kata Bahlil dalam konferensi daring, Senin (26/4/2021).
Bahlil menuturkan, Penanaman Modal Asing (PMA) berupa investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) mulai tumbuh stabil setelah menurun di kuartal sebelumnya, dibanding Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Pada kuartal ini, BKPM mencatat realisasi PMA sebesar Rp 111,7 triliun, atau naik 0,6 persen (QtoQ) dan 14,09 triliun.
Porsinya hingga 50,8 persen dari total keseluruhan investasi selama kuartal I 2021.
Sedangkan PMDN hingga Rp 108 triliun, naik 4,2 persen secara kuartalan.
Namun, secara tahunan, porsinya menurun - 4,2 persen atau hanya hingga 49,2 persen.
"Ini menunjukkan bahwa kepercayaan dunia kepada Indonesia dan aktifitas PMA kita sudah mulai normal dan jalan. Sudah dapat melakukan adaptasi perkembangan pandemi Covid-19 yang melanda dunia," ucap Bahlil.
Sebaran investasinya pun unggul di luar Jawa dengan porsi hingga 52,1 persen.
Total investasi di luar Jawa hingga Rp 114,4 triliun atau naik 11,7 persen.
Bahlil bilang, pertumbuhan investasi di luar Jawa ini meneruskan pertumbuhan pada kuartal-kuartal sebelumnya.
Sedangkan di Pulau Jawa sebesar Rp 105,3 triliun dengan porsi 47,9 persen atau turun 2,7 persen.
"Pada kartal IV (2020) saya hinggakan bahwa dalam sejarah baru pertama terjadi pasca reformasi, realisasi investasi untuk di luar Pulau Jawa (lebih tinggi porsinya)," ucap Bahlil.
Jika dilihat berdasarkan industrinya, sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran berada dalam posisi pertama dengan realisasi hingga Rp 29,4 triliun, diikuti oleh industri logam dasar, barang logam bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp 27,9 triliun, transportasi gudang dan telekomunikasi Rp 25,6 triliun, makanan dan minuman Rp 21,7 triliun, serta listrik, gas dan air Rp 20,2 triliun.
"Di industri logam dasar, barang logam bukan mesin, dan peralatan, ini untuk pabrik atau industri, ini naik luar biasa sekali. Sekarang di peringkat kedua, biasanya kelima atau keenam," ungkapnya.
Adapun negara yang masuk dalam 5 besar, yakni Singapura dengan nilai 2,6 miliar dollar AS, diikuti China 1 miliar dollar AS, Korea Selatan 900 juta dollar AS, Hong Kong 800 juta dollar AS, dan Swiss 500 juta dollar AS.
"Investasi PMDN memilih wilayah-wilayah yang aman sesuai infrastrukturnya sudah menarik, tenaga kerjanya produktif, listrik sudah menarik dan lebih banyak di Jawa. Kalau PMA, masuk ke Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Riau," sebut Bahlil.
Aktifkan Notifikasimu
Aktifkan
Ini Berbagai Macam Jenis Iklan di Internet yang Perlu Kamu Ketahui
Contoh Penerapan Algoritma Enkripsi AES di Pemrograman PHP
Comments
Post a Comment