Sedang Viral, Masalah Perbankan Saat Ini Disebut Sama dengan Masalah Subway di AS, Kok Bisa?

Sedang Viral, Masalah Perbankan Saat Ini Disebut Sama dengan Masalah Subway di AS, Kok Bisa?

Perkembangan teknologi finansial (financial technology/fintech) semakin kompleks.

Industri perbankan bahkan melakukan sejumlah aksi korporasi dengan menjalin kerja sama dengan fintech atau membentuknya sendiri.

Pakar financial technology, Poltak Hotradero mengungkapkan, hal itu menjadi bukti bahwa kegiatan yang terkait dengan perbankan menjadi sangat penting.

Namun, industri perbankan yang menjadi sektor keuangan paling raksasa dapat saja tak relevan.

"Bank dapat enggak relevan. Inilah masa depan yg ada di hadapan kita. Kegiatan bagaimana kita memperoleh pinjaman, menyimpan uang, berinvestasi, dan melindungi diri kita, kegiatan yang selama ini disediakan bank akan menjadi sangat luas tanpa harus terpaku pada perbankan," kata Poltak dalam peluncuran Fintech Academy di Unika Atma Jaya secara virtual, Selasa (16/2/2021).

Poltak menilai, masalah yang ada di perbankan saat ini sama sesuai subway alias kereta bawah tanah di New York.

Kereta bawah tanah yang sudah lebih dari 100 tahun itu tidak berevolusikarena tidak ada pembaruan.

Perubahan menjadi demikian susah, sebab pengguna transportasi itu sangat banyak dengan frekuensi yang tinggi pula.

Tercatat ada sekitar puluhan juta warga yang menggunakan moda transportasi tersebut setiap minggunya.

Hal ini tak jauh berbeda dengan kondisi perbankan yang memiliki ratusan kantong cabang dengan aset yang luar biasa besar.

Bank akan semakin sulit beradaptasi bila enggan mengikuti perubahan zaman.

"Ini sama sesuai bank yang kita lihat, sangat besar, pegawai banyak, masih menggunakan uang secara fisik, dan itu adalah beban bagi perbankan," ungkap Poltak.

Dia pun bertanya-tanya nasib bank-bank besar yang memiliki aset super jumbo.

Di AS misalnya, ada 15 bank besar dengan aset sekitar 13 triliun dollar AS.

Sementara aset seluruh bank di Indonesia tak kalah besar, sekitar Rp 6.500 triliun.

Sayang, belum semua bank yang ada di Indonesia mampu memenuhi tantangan zaman. Modal minim menjadi salah satu ungkapan.

Sedangkan, pada dasarnya, pelanggan ingin melakukan tranksaksi keuangan anti ribet di mana pun, fleksibel, mudah diakses, dan sesuai dengan beragam kebutuhan (customizable).

"Ini belum dapat dipenuhi (semua) bank. Dan ini jadi awal revolusi fintech ke depannya. Keadaan geografis menjadi tidak penting," pungkas Poltak.

Aktifkan Notifikasimu

Aktifkan

Kenapa Wallpaper Ponsel Gelap Sangat Direkomendasikan?? Bisa Menghemat Baterai!

Mengenal Pengertian dan Istilah Syntax Dalam Pemrograman


(KOM)(MLS)

Comments