![Cari Tahu, Ongkos Kargo Mahal, Ini Langkah yang Diambil Kemenhub](https://asset.kompas.com/crops/vYBKo5UtmTvtHvlHaSGMTc9ugks=/15x0:894x586/780x390/data/photo/2019/07/23/5d36f5e5e1bef.jpg)
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan sejumlah langkah untuk mengefisiensi biaya kargo atau biaya pengangkutan (freight) peti kemas. Direktur Jenderal Perhubungan Laut R. Agus H. Purnomo mengatakan, langkah tersebut perlu diambil secepatnya lantaran biaya kargo secara global selama pandemi Covid-19 naik tajam. Kenaikan biaya tersebut berpengaruh pada upaya perbaikan kinerja industri pelayaran dan perekonomian nasional. "Dampaknya, hampir di semua negara harga sea freight dengan kontainer naik signifikan, waktu pelayaran lebih lama, terjadi penumpukan kontainer di pelabuhan, dan bongkar muat di pelabuhan pun lebih lama," kata Agus dalam siaran pers, Sabtu (2/1/2021).
Agus menuturkan, langkah pertama yang akan dilakukan Kemenhub adalah mengawasi percepatan proses bongkar muat, agar petikemas segera terdistribusi dan kapal dapat berlayar kembali. "Kami juga akan mempercepat petikemas segera keluar dari pelabuhan sehingga kontainer dapat kembali ke depo dengan cepat," ujar Agus. Agar langkah tersebut lebih efektif, pihaknya berharap kementerian dan lembaga (K/L) negara terkait, menjalani percepatan yang sama. Adapun operator pelayaran jalur utama (main line operator/MLO) diharapkan tetap dapat memberi ruang muat dari Indonesia untuk tujuan ekspor. Pihaknya berharap MLO dapat menyediakan petikemas 40 High Cube. Berikutnya, Agus meminta perusahaan pelayaran dalam negeri, khususnya yang tergabung dalam INSA, mengambil peluang untuk memanfaatkan ruang muat pelayaran luar negeri yang berkurang.
"Kami juga mengimbau perusahaan eksportir menjalani subtitusi dengan memakai peti kemas 20 feet," pungkas Agus.
Sebagai informasi, pandemi Covid-19 yang mulai merebak pada Maret lalu membuat mayoritas perusahaan pelayaran mengurangi kegiatan kapal, untuk menekan biaya operasional. Namun pada Juli, industri ini sudah mulai menggeliat karena China mulai menaikkan frekuensi ekspor. Hanya saja, aktivitas di China ini tak serta-merta memulihkan industri pelayaran global. Pengiriman kontainer masih terbatas lantaran sejumlah negara masih menjalankan kebijakan penutupan (lockdown). Sumber daya untuk menjalankan aktivitas bongkar muat pun masih terbatas, sehingga keterlambatan dalam pengiriman dan pengumpulan kontainer kerap terjadi.
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting, topik menarik, dan informasi lainnya
Aktifkan
Belum berhasil mengaktifkan notifikasi Kompas.com? Klik di sini
Comments
Post a Comment