Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) mencatat, sampai saat ini Indonesia masih menjadi produsen utama kelapa sawit di dunia.
Dengan pangsa pasar global sebesar 55 persen, Indonesia berhasil mengungguli negara tetangganya, Malaysia, yang berada di posisi kedua dengan porsi terhadap pasar global sebesar 28 persen.
Meskipun demikian, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, Musdhalifah Machmud mengatakan, pasar global dan para pakar masih menggunakan data stok yang dikeluarkan oleh pemerintah Malaysia.
"Salah satu permasalahan memang yang selalu dibandingkan kita dengan Malaysia, kenapa memang kalau melihat stok global selalu cerminannya ke Malaysia," kata Musdhalifah dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (17/12/2020).
Menurut Musdhalifah, kecepatan dan keakuratan data berkaitan kelapa sawit di Malaysia menjadi ungkapan utama kenapa para pelaku pasar lebih memilih untuk menggunakan data dari Negeri Jiran itu.
"Malaysia everyday punya data yang akurat, perkembangan produksinya, perkembangan stoknya," ujar dia.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Musdhalifah menyebutkan, pihaknya tengah menjalani berbagai macam perbaikan, khususnya yang berkaitan dengan data kelapa sawit.
"Itu adalah tantangan kita ke depan memperbaiki penyajian data, karena kita menjadi 55 persen di pasar global, kita harus memberikan informasi yang betul dan baik," tutur dia.
Salah satu langkah yang telah dilakukan ialah rekonsiliasi data tutupan sawit pada akhir tahun lalu.
Dengan data tersebut, pemerintah diharapkan mampu memantau pergerakan produksi kelapa sawit.
"Kita sedang menjalani evaluasi-evaluasi, termasuk melihat lebih detail lagi," ucap Musdhalifah.
Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting, topik menarik, dan informasi lainnya
Aktifkan
Belum berhasil mengaktifkan notifikasi Kompas.com? Klik di sini
Kenapa Wallpaper Ponsel Gelap Sangat Direkomendasikan?? Bisa Menghemat Baterai!
Comments
Post a Comment