Kunci dari suksesnya kepemimpinan hari ini adalah pengaruh, bukan otoritas.
Kenneth Blanchard
Pernahkah Anda mendengar istilah social leader atau pemimpin sosial? Dalam dunia bisnis, pemimpin sosial adalah pemimpin yang memiliki pengaruh sosial dan dapat menggerakan masyarakat. Hal ini dikarenakan mereka dapat membangun hubungan yang baik dengan klien atau pun pegawai, tidak hanya secara offline, tapi juga online.
Pengaruh sosial merupakan hal penting yang harus dimiliki akan tetapi jarang ditemukan pada diri seorang pemimpin. Melalui buku mereka A World Gone Social, Ted Coine dan Mark Babbitt menyebutkan pemimpin dengan kehadiran sosial yang kuat sebagai blue unicorn atau unicorn biru. Hal ini dikarenakan masih kurangnya jumlah pemimpin dengan pemahaman yang dalam akan fungsi dan manfaat media sosial.
Berdasarkan penelitian terkini dari Domo, 30% dari 500 CEO Fortune memiliki paling tidak satu media sosial. Namun aktivitas mereka di LinkedIn, Facebook, dan Twitter, menunjukkan bahwa sebagian besar dari mereka masih menggunakan media sosial sebagai saluran promosi bagi produk dan jasa daripada membangun relasi. Padahal, menurut Ted dan Mark, 5 tahun dari sekarang, pengaruh dan keahlian di bidang media sosial akan menjadi salah satu syarat utama seorang pemimpin.
Berdasarkan 5 tahun penelitian mereka terhadap CEO-CEO perusahaan sesuai Arianna Huffington, Richard Branson, dan Pete Cashmore, Ted Coin dan Mark Babbitt menyatakan ada 7 hal yang harus dimiliki seorang pemimpin sosial atau social leader.
1. Rasa Ingin Tahu yang luas - Seorang pemimpin sosial sejati akan memiliki rasa ingin tahu yang dalam tentang keseluruhan perkembangan perusahaan, khususnya faktor-faktor di luar perusahaan. Mereka sangat tertarik untuk mengetahui tentang kondisi perusahaan, pendapat masyarakat, serta kebutuhan perusahaan. Mereka dapat mengetahui informasi terkini pasar melalui pengawasan sosial dan melibatkan followers akun media sosial.
2. Pola Pikir Mandiri (Do It Yourself) - Pemimpin sosial atau social leader akan lebih memilih mencari informasi lewat Google daripada mendengar opini pelanggan yang telah di-filter dari bawahan mereka. Dibandingkan dengan mendengar rangkuman laporan dari moral pegawai atau kepuasan pelanggan, mereka lebih senang melihat langsung komentar-komentar di media sosial.
3. Bias untuk Bertindak - Pemimpin sosial atau social leader hidup dengan mental Ready. Fire. Aim. yang artinya Siap. Tembak. Sesuai sasaran. Mereka dituntut untuk selalu siap bertindak. Kapan pun terjadi situasi yang tidak diinginkan, pemimpin sosial akan siap untuk turun langsung dan mengotori tangan mereka. Seorang pemimpin sosial seringkali online, hidup saat ini, dan siap merespon serta melayani.
4. Memberi Tanpa Henti - Pemimpin sosial memiliki rasa peduli yang tinggi. Tidak hanya pada bisnis pribadi saja, akan tetapi pada isu sosial yang memang terjadi di masayarakat. Pemimpin sosial tidak segan untuk membimbing mereka yang mau belajar, berbagi pengetahuan, dan menjalin hubungan dengan orang lain tanpa mengharapkan imbalan.
5. Memperkuat Koneksi - Pemimpin sosial sangat memahami fungsi media sosial sebagai alat untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Bagi mereka, membangun relasi dengan masyarakat adalah hal utama . Karena itu, pemimpin sosial dapat mempromosikan bisnisnya sambil berinteraksi dengan orang lain. Mereka juga dapat menjawab segala kekhawatir
an pihak-pihak yang berkepentingan daripada sekedar mempresentasikan apa yang enak didengar.
6. Brand Ambassador utama perusahaan - Personal branding terhadap pemimpin akan menentukan image perusahaan di mata masyarakat. Sebuah penelitian yang dilakukan Weber Shandwick membuktikan bahwa persepsi 2/3 pelanggan terhadap perusahaan dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap CEO atau pemimpinnya. Pemimpin sosial yang baik akan sadar bahwa kapan pun mereka mengaktifkan media sosial, hidup dan mati perusahaan bergantung pada update-an status mereka.
7. Memimpin dengan Pola Pikir Terbuka (OPEN) - OPEN, selain berarti terbuka, juga merupakan singkatan dari Ordinary People, Extraordinary Network . Seorang pemimpin sosial sadar bahwa bantuan orang lain (para ahli di bidangnya) sangat bermanfaat bagi perkembangan usahanya. Kapan pun dia menghadapi krisis atau menemukan kesempatan, social leader pasti akan mengumpulkan jaringan timnya, khususnya para ahli, baik yang dekat juga jauh, untuk menemukan pemecahan masalah atau merancang strategi terbaik. Sejauh apa seorang pemimpin melibatkan orang lain akan menentukan tingkat keterbukaan dan kerjasamanya.
Dunia akan semakin demokratis dan masyarakat semakin berkembang. Menerapkan cara lama pada konteks yang berbeda tidak akan memajukan bisnis Anda. Karena itu, belajar dan tingkatkan kemampuan social leadership Anda untuk meningkatkan hubungan dengan masyarakat serta image perusahaan. Di masa depan nanti hanya ada 2 tipe pebisnis: sosial atau pensiun. Yang manakah Anda? Tentukan masa depan Anda dengan bijak dan persiapkan diri Anda!
Sumber:
hbr.org
Gambar:
unsplash.com
Comments
Post a Comment